143 Tahun Kota Binjai Smart City harus jadi Kenyataan
https://anakbangsapost.blogspot.com/2015/05/143-tahun-kota-binjai-smart-city-harus.html
Smart City atau Kota Pintar adalah sebuah konsep penataan kota yang dipercaya dapat meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang tinggal di kota.
Walikota Binjai, HM Idaham SH, MSi
dan Unsur FKPD bersama paskibra
yang merupakan generasi terbaik dan pintar kota
Binjai
|
Kota pintar yang sukses diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang tinggal di kota, dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam segala aspek.
Walikota Binjai-Sumut, HM Idaham SH MSi telah menggagas Binjai smart city untuk memastikan Binjai akan menjadi kota yang aman, dan nyaman untuk dihuni dan juga untuk berinvestasi.
Konsep smart city kini menjadi impian banyak kota-kota di Indonesia termasuk kota Binjai yang diapit oleh dua Kabupaten besar yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Saat ini kota Binjai berpenduduk lebih kurang 250.000 jiwa dengan Luas Wilayah sekitar 90 km2 tersebar di 5 kecamatan dan 37 kelurahan .
Walikota Binjai, HM Idaham SH MSi berupaya semaksimal mungkin bisa menjadi Kota Pintar. Karena Konsep Smart City dianggap sebagai solusi dalam mengatasi berbagai masalah perkotaan seperti, kemacetan, banjir, sampah yang berserakan maupun juga ketersediaan air bersih bagi warganya.
Binjai memang bukan kota besar seperti Medan, tapi harus diakui kota ini sudah tertata dengan baik dan dikenal sebagai kota yang aman dan nyaman. Binjai harus siap menuju kota cerdas, karena secara sosial dan lingkungan, Kota Binjai sudah terlihat smart.
Tak mengherankan jika banyak orang yang bermigrasi dari daerah sekitarnya ke kota Binjai. Sebagian penghuni kota saat ini adalah pendatang, namun setelah menetap di Binjai semua merasa memiliki kota yang dijuluki sebagai penghasil buah rambutan juga jambu madu..
Harus diakui.sumber daya manusia yang mengamalkan ajaran agamanya dan ikut berjihad melawan narkoba merupakan salah satu dari pembentuk kota cerdas dan pintar.. Persiapan Binjai menjadi kota pintar mutlak diperlukan.
Dengan tata kota yang sudah dirancang sejak semula, kota Binjai kini merupakan kota yang nyaman untuk investasi sektor jasa, perdagangan dan properti. Tak mengherankan dengan tata kota yang rapi, Binjai telah memikat investor dari luar. Mereka datang untuk membangun berbagai sektor jasa dan perdagangan termasuk perumahan.
Kota Binjai terlahir sebagai bagian dari Provinsi Sumut pada tanggal 17 Mei tahun 1872, kini kondisinya telah tertata rapi dan pada peringatan hari jadi ke 143 Binjai tahun ini, Pemerintah Kota bertekad akan bisa menjadi Kota Pintar dan cerdas (smart city).
Memang untuk mewujudkannya, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan., namun secara perlahan-lahan tentu bisa terwujud.misal cara-cara lama dan manual dalam urusan pelayananpublik harus dirubah.
Seluruh aparatur pemerintahan di kota Binjai secara perlahan harus mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala urusan layanan publik. Segala permasalahn kota harus diselesaikan secara cerdas dengan memanfaatkan teknologi.
Pelayanan publik yang transparan dan cepat berbasis teknologi informasi harus menjadi andalan Pemko Binjai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah kota Binjai juga harus menumbuh kembangkan area-area yang memberikan Wifi gratis ataupun berbayar di tengah kota agar warga bisa mengakses internet dengan mudah.termasuk di ruang terbuka hijau. Sebab, kota cerdas berbasis teknologi informasi dan komunikasi mengsyaratkan masyarakat yang cerdas dan melek tekhnologi.
Karena selama ini, area-area Wifi itu tidak hanya menjadi tempat mengakses internet tetapi juga menjadi tempat nongkrong warga terutama anak muda. Di area itu mereka berbaur dan berinteraksi secara sehat dan cerdas.
Tugas Pemerintah Kota Binjai untuk mewujudkan smart city tidaklah sulit jika semua mendukungnya. Tantangan pemerintah kota Binjai dalam mewujudkan kota pintar dan cerdas harus ada kemauan yang serius dari Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) beserta jajarannya. Semua hanya akan menjadi wacana kalau gagasan Walikota Binjai tidak direspon oleh SKPD termasuk DPRD kota Binjai.
Karena dalam mengembangkan sebuah kota ada dua pendekatan yang digunakan. Pertama, berdasarkan masalah yang dihadapi kota (problem based), yakni menyelesaikan permasalahan perkotaan. Kedua, berdasarkan visi (vision based) atau kota ingin dibentuk menjadi kota seperti apa. Ternyata smart city yang digagas HM Idaham SH MSSi.Walikota Binjai, Sumatera Utara, dalam mengembangkan kota yang dipimpinnya sejak 2010 berpasangan dengan H. Timbas Tarigan SE harus jadi kenyataan.
Untuk mendukung kota Binjai dalam program tersebut, perlu tercipta stabilitas keamanan dan hubungan sosial di masyarakat agar tetap kondusif dengan melibatkan segenap potensi masyarakat. ( ANINDIA NOVA.S.Sos )
Posting Komentar