Indonesia Belum Siap Hadapi MEA

Medan(ABP)

Jika Negara-negara ASEAN sudah mepersiapkan diri dari berbagai hal seperti infrastruktur jalan, air, listrik, transportasi udara, laut dan darat, termasuk memasuki berbagai produknya ke ajang pesta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diberlakukan tahun 2016. Ternyata Indonesia masih membicarakan semua infrastruktur yang berkaitan untuk memudahkan laju perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Jadi jika ada orang yang menyatakan kita siap hadapi MEA itu tidak lebih untuk menyemangati diri.

“Jujur saja, Indonesia tampaknya belum siap menghadapi MEA. Terlalu riskan produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk negara-negara ASEAN. Produk yang mereka kirim ke negara-negara ASEAN, terutama Indonesia, mutunya kini sudah beda dengan tahun tahun sebelumnya,” kata penasehat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumut, Eddy Djuandi di Medan pada wartawan Rabu (14/1).

Kalau bicara mutu produk, lanjut Eddy Djuandi, lihat saja produk telepon seluler (ponsel) buatan negara China. Kalau dulu, mereka lemparkan produknya jor-joran tanpa mengutamakan mutu.

“Kini, China sudah lebih fokus untuk peningkatkan mutu berbagai produk yang diproduksi industri mereka,” ucap Eddy Djuandi, mantan Ketua PSMTI Sumut tiga priode ini.

Disebutkan, persaingan pasar kerja di Indonesia nantinya sangat ketat. Untuk diharapkan Sumber Daya Manusia (SDM) kita bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke Indonesia.

“Dulu memang ada kekuatiran, SDM kita bisa jadi menonton di negeri sendiri. Tapi kita yakin, kita dapat mensiasati suasana yang berkembang nantinya. Karena tidak sedikit SDM kita yang sudah sadar dengan adanya berbagai perubahan ke depan,” katanya.

Menyinggung masalah tentang melemahnya nilai mata uang China di dunia, kata Eddy Djuandi, itu tidak menjadi masalah bagi negara ‘tirai bambu’ itu. Karena uang mereka sudah masuk dipusaran dunia. Eropa.

“Dan itu malah menjadi pemicu untuk mengukur kekuatan ekonomi mereka ke depan,” tambahnya. (dey)