Depresi, Warga Bekasi Nyaris Bunuh Diri di Bandara KNIA
https://anakbangsapost.blogspot.com/2014/08/depresi-warga-bekasi-nyaris-bunuh-diri.html
Kuala Namu (ABP)
Ratusan penumpang di terminal drop zone lantai 3 Bandara KNIA mendadak dihebohkan pada Senin (11/8) sekira pukul 07.30 Wib.
Pasalnya ratusan penumpang itu dikejutkan dengan aksi Guntur Nugroho (24). Anak kedua dari dua bersaudara warga Jalan Narogong Sakti Raya
A20 No 7 Pengasinan Rawalumbu Bekasi ini nekat hendak bunuh diri dengan
cara berdiri di tembok pembatas Fly Offer yang ada disekitar drop zone lantai 3 bandara KNIA.
Informasi dihimpun, awalnya pada Minggu (10/8) sore.
Guntur bersama kekasihnya Maulida Nur Rahmawati (23) Jalan Tunas Kelapa Raya No 1 Sepanjang Jaya Rawalumbu Bekasi tiba di Bandara KNIA. Keduanya pun bermaksud kembali ke Jakarta dengan menumpang pesawat Lion Air JT 209 dengan jadwal keberangkatan sekira pukul 21.00 Wib.
Setelah melakukan proses chek in di maskapai Lin Air, Guntur dan kekasihnya Maulida yang telah di pacarinya selama 3 bulan pun berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan domestik. Selang beberapa lama menunggu akhirnya pesawat yang akan menerbangkan mereka pun mendarat.
Setelah ada pemberitahuan dari petugas bahwa para penumpang dipersilahkan masuk sepasang kekasih itu pun masuk bersama kedua teman mereka yang juga akan berangkat ke Jakarta serta penumpang lainnya ke pesawat.
Seperti para penumpang lainnya, Guntur pun masuk kedalam pesawat mengikuti kedua temannya serta Maulida kekasihnya.
Namun saat tiba di dalam pesawat tiba-tiba Guntur yang sudah kelelahan disebabkan sejak Jumat (8/8) sore dirinya bersama Maulida sudah ada di Parapat untuk berlibur sekaligus menemani Maulida.
Kebetulan Maulida yang bekerja sebagai sekretaris di salah satu perusahaan konsultan hendak menyelesaikan pekerjaannya untuk mengumpulkan data-data dokumenter terkait proyek salah satu perusahaan yang menggunakan jasa perusahaan tempat mereka.
Guntur pun hendak keluar pesawat.
Aksi dari Guntur itu pun membuat heran para penumpang pesawat termasuk kekasihnya Maulida serta kru pesawat. Petugas AVSEC dan kru pesawat yang curiga dengan gerak -gerik Guntur pun mengamankannya. Mengetahui kekasihnya diamankan petugas.
Maulida pun beranjak dari tempat duduknya berjalan kearah pria berkulit sawo matang pujaan hatinya. Ia membawa serta koper dan tas mereka keluar dari pesawat sesuai dengan permintaan petugas.
Setelah Guntur dan Maulida keluar dari pesawat selanjutnya petugas AVSEC memeriksa koper dan tas milik sepasang sejoli itu.
Sementara pesawat yang akan ditumpangi keduanya pun terbang menuju Jakarta meninggalkan Guntur dan Maulida. Akibat pesawat yang mereka tumpangi sudah terbang, Guntur dan Maulida pun memilih meninggalkan Bandara KNIA dan menginap disalah satu hotel di Medan.
Setelah beristirahat di hotel pada keseokan paginya Guntur dan Maulida tiba di Bandara KNIA untuk kembali terbang ke Jakarta melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda. Setiba di Bandara KNIA, Maulida dan Guntur mengurus tiket pulang mereka ke Jakarta.
Namun saat sedang mengurus tiket pulang, Guntur dan Maulida sempat telibat pembicaraan yang alot mengenai hubungan mereka.
Maulida pun terus mengatakan bahwa mereka harus pulang hari ini disebabkan dirinya harus
bekerja. Tidak terima dengan perkataan Maulida yang terus meminta pulang akhirnya Guntur berjalan ke luar ke arah fly offer yang ada disekitar drop zone.
Melihat hal itu Maulida mengikuti kekasihnya itu. Setiba di dipinggir fly offer, keduanya kembali terlibat perdebatan
sengit di bawah guyuran hujan deras disertai angin kencang.
Selang tak berapa lama terlibat didalam perdebatan yang sengit itu, tiba – tiba Guntur naik ke tembok pembatas fly offer setinggi 1 meter yang menghadap kearah parkir.
Melihat aksi nekat kekasihnya, Maulida yang masih kuliah di Universitas Jendral Soedirman jurusan Biologi itu
kaget dan kebingungan.
Aksi nekat Guntur itu pun sontak mengundang perhatian ratusan para penumpang. Mengetahui kehebohan yang terjadi, seketika membuat para petugas AVSEC yang sedang bertugas mendatangi lokasi. Maulida yang khawatir kalau Guntur terjatuh akibat tembok yang licin diguyur hujan terus berusaha meminta agar Guntur turun.
Sementara para petugas AVSEC lainnya pun terus berdatangan ke lokasi meminta Guntur turun. Selain di sekitar tembok tempat Guntur berdiri, para petugas AVSEC lainnya bersiap-siap dibawah mengantisipasi jika Guntur benar-benar menjatuhkan diri.
Meskipun Maulida serta petugas AVSEC terus meminta Guntur agar turun dari tembok bukannya membuat Guntur turun malahan dirinya berjalan bolak-balik diatas tembok dan menjadi tontonan
ratusan penumpang.
Diguyur hujan deras disertai angin kencang membuat Guntur menggigil kedinginan.
Sekira 1 jam berlalu Guntur tetap tidak mau turun dari tembok sementara Maulida yang khawatir dengan kondisi Guntur terus meminta Guntur turun. Akhirnya Guntur yang menggigil kedinginan pun lengah, saat kondisi lengah tersebut petugas AVSEC pun langsung menariknya turun. Aksi Guntur yang mendembarkan itu pun akhirnya berakhir.
Selanjutnya Guntur dan Maulida serta koper dan tas mereka dibawa ke Security Building Bandara KNIA.
Saat berada di security building, Guntur dan Maulida diperiksa Kepala Keamanan Bandara KNIA Jasirin dan Kanit Reskrim Polsek Beringin Ipda Hosen.
Berdasarkan keterangan Guntur bahwa dirinya baru satu kali naik pesawat itupun saat berangkat dari Jakarta menuju
Medan bersama Maulida dan kedua temannya.
Dirinya pun mengaku phobia (ketakutan) saat didalam pesawat melihat para penumpang dan lampu di pesawat yang menurutnya silau.
Ia pun mengaku ada masalah dengan kekasihnya Maulida terkait hubungan yang sudah mereka bina sejak tiga bulan terakhir. Selain itu dirinya merasa lelah setelah tiga hari berwisata di Parapat.
Ditambah dirinya semakin pening memikirkan kekasihnya yang terus minta pulang padahal dirinya masih ingin bersama kekasihnya.
“Aku capek kali selama di Parapat, belum lagi dia (Maulida) terus meminta pulang jadinya pening aku,” ungkapnya. Dirinya pun mengaku tidak ada masalah dengan kuliahnya selain itu orangtuanya dan orangtua Maulida setuju akan hubungan mereka.
Saat ditanya apakah dirinya sadar saat melakukan aksinya, Guntur mengaku saat berada diatas tembok dirinya mengalami halusinasi akibat tekanan yang dialaminya. “Aku gak ada niat mau bunuh diri, saat itu aku halusinasi akibat tekanan.
Saat mau berangkat ke Jakarta, kami pun sudah izin sama orangtua kalau kami tiga hari di Parapat,” ungkapnya dengan terbata-bata.
Sementara itu Maulida mengatakan bahwa dirinya sangat sayang kepada Guntur, dirinya pun tidak menyangka Guntur akan nekat memanjat tembok. Ia minta pulang karena harus bekerja.
“Aku minta pulang karena harus bekerja hari ini pun sebenarnya aku harus kerja tapi akibat hal ini akupun terpaksa harus izin,” ungkap wanita berkulit putih dan berambut panjang yang lihai karate itu.
Menurutnya ia pun sudah mengatakan kalau memang Guntur masih mau tetap di Medan biar dia berangkat sendiri tapi Guntur malah bilang kalau dirinya takut naik pesawat apalagi harus
sendiri tanpa didampingi Maulida.
Saat berada di Security building , Maulida pun berusaha menghubungi ibu Guntur serta keluarganya dan memberitahukan keberadaaan mereka. Berdasarkan keterangan yang diperoleh bahwa ibu dari Guntur adalah seorang guru SMA mengaku sangat khawatir dengan kondisi Guntur.
Setelah selesai diperiksa petugas, Guntur dan Maulida pun dipersilahkan untuk makan makanan yang sudah disajikan.
Selesai makan, keduanya pun terlihat serius mengobrol di depan kantor
tersebut. Saat keduanya sedang asyik mengobrol sekira pukul 11.00 Wib, tiba-tiba Guntur berlari ke arah Gate Way. Aksi Guntur ini sontak membuat Maulida kaget dan teriak bahwa Guntur lari.
Melihat Guntur lari, Maulida pun berusaha mengejar Guntur dibantu petugas AVSEC, petugas Polsek Beringin dan petugas Koramil Beringin.
Aksi kejar-kejaran dibawah guyuran hujan disertai angin kencang pun terjadi. Beberapa menit kejar-kejaran petugas pun berhasil
mengamankan Guntur dan selanjutnya dibawa ke Mapolsek Beringin.
Herman warga Simpang Kayu Besar Kecamatan Tanjung Morawa yang menyaksikan peristiwa itu mengatakan, ia melihat Guntur dan Maulida seperti sedang bertengkar namun dirinya tidak mengetahui apa yang menyebabkan mereka bertengkar.
Ia melihat sebelum Guntur naik ke tembok, Maulida terlebih dulu terlihat seperti akan melompat kebawah. “Sebelum Guntur naik ke tembok pembatas Maulida terlihat seperti mau lompat kebawah,” ungkapnya. Aksi ini
sempat menjadi tontonan para penumpang.
“Sempat hebohlah saat si Guntur berdiri diatas tembok beruntung saja petugas cepat
menariknya,”ungkapnya.
Sementara itu Kepala Keamanan Bandara KNIA Jasirin mengungkapkan bahwa jika petugas tidak sigap menarik Guntur pasti akan jatuh yang bisa mengakibatkan Guntur meninggal.
Sementara Jasirin meminta agar Guntur diperiksa ke dokter dan diberi obat penenang sebelum terbang agar tidak membahayakan saat berada di pesawat.
“Agar tidak terulang kejadian serupa diatas tembok pembatas jalan fly offer akan kami bangun pagar pengaman, bahaya juga kalau sempat ada penumpang yang jatuh dari tembok ke bawah sejauh hampir 7 meter,” ungkapnya.
Terpisah Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto SH membenarkan bahwa Guntur dan Maulida untuk sementara berada di Mapolsek Beringin sampai keluarga mereka menjemput. Sementara berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa Guntur depresi disebabkan orangtua dari Maulida tidak merestui hubungan mereka.
“Masih menunggu keluarga mereka yang akan menjemput jadi untuk sementara mereka disini dulu,” ungkapnya. (Kabulan)
Posting Komentar