Di Tahun Monyet Api Nasib Seseorang Ibarat Air Laut

Medan(ABP)

Nasib seseorang ibarat air laut. Ada pasang surutnya. Begitu juga dengan cuaca. Ada cerah dan mendung. Bila kita sedang pasang pasti banyak rezeki atau penghasilaan. Untuk itu bila kita sedang pasang atau cuaca cerah jangan foya-foya. Hemat-hematlah. Sisakan sebagian hasil kita untuk menjaga dan dimanfaatkan saat sedang surut atau mendung. Sehingga kita tidak kewalahan. Karena jika tak ada persiapan, saat surut mau minta sama siapa?

Tan Ruddy Effendy (A Fen Cek), Penyusun Pek Ji yang berkaitan dengan Hong Sui menyatakan itu saat ditanyakan tentang datangnya tahun Monyet (Api) tahun 2016 di Medan, Rabu (3/2).

Menurut dia, kalau bahasa Hok Kien nya Cia Guek C It, artinya tanggal 1 bulan 1 sedangkan di kalender Lunar adalah hari raya/Happy New Year nya kalangan suku Tionghoa (Kuei Ni). Tapi kalau (Wa Ni) tukar shio dari Kambing (Kayu) ke Shio Monyet Api jatuhnya pada tanggal 4 Pebruari 2016. Kamis, Cap Ji Guek Ji Cap Lak, artinya tanggal 26 bulan 12 Lunar, Jam 17.46 sore yang berarti sesusah Wa Ni duluan baru Kuei Ni.

Disebutkan, bila ada bayi yang lahir pada tanggal 4 Pebruari 2016,, jam 18.00 Wib, dianya sudah masuk Shio Monyet (Api), dihitung bulan satu (bulan satu adalah bulan shio Harimau) sesuai dengan petunjuk buku Thong Su, namanya saja lahir masih di dalam tahun Kambing (Kayu), namun Shio aslinya sudah Shio Monyet Api karena sudah masuk (Lik Cun), artinya sudah awal musim semi, didalam Pek Ji nya.

Apa itu artinya Pek Ji? Pek Ji adalah akte kelahiran bagi suku Tionghoa, kalau akte kelahiran Dinas Catatan Sipil itu adalah administrasi pemerintahan, wajib dimiliki bagi setiap warga negara Indonesia.

Biasanya, lanjut A Fen, ada budaya/tradisi suku Tionghoa di Cia Guek C It, mengadakan acara sembahyang sekeluarga, memohon keselamatan dan keberuntungan terhadap Yang Maha Kuasa (Ti Kong).

Jika ingin memohon terhadap Dewa Uang (Chai Sin Ya), genggam hio kita menghadap ke arah Timur sembahyangnya. Kalau memohon (Kui Jin) artinya Dewa Penolong, menghadap ke arah Barat Daya. Waku sembahyangnya paling bagus di jam 00.00 sampai 03.00 Shubuh. Atau boleh di jam 05.00 sampai jam 11.00 siang.

“Di dalam buku Thong Su tahun ini diprediksi ada terjadi 2 kali gerhana matahari di dunia, pertama pada 9 Maret 2016 dan kedua pada 1 September 2016. Biasanya prediksi ini tidak pernah meleset. Dari tahun ke tahun,” kata A Fen.

Ia juga mengakui, bahwa selama ini masih terdengar kekolotan pemikiran yang mengatakan orang Shio Monyet tidak boleh menikah di tahun Monyet. Semua itu, tegasnya, tidak benar. Karena dalam buku Thong Su, tidak ada disebutkan seperti itu. Logikanya bila persiapan kita sudah matang dan sudah dewasa, kapan saja boleh mengadakan pernikahan. Tidak ada pantangan-pantangan seperti itu.

Buku Thong Su bagi suku Tionghoa adalah buku penanggalan dan perbintangan Lunar, untuk memilih hari baik pernikahan dan lain-lainnya. Seperti memprediksi (memperkirakan) nasib seseorang di tahun Monyet Api ini bagus atau kurang bagus, namun harus ada tanggal, lahir dan jam lahik Hok Kien artinya (Liu Ni Un) priode nasib masing-masing dalam setahun ini.

“Tidak bisa misalnya ada orang ber Shio Harimau pas umurnya 31 tahun, apakah nasibnya semua sama di tahun ini, tidak bisa sama. Karena bulan lahirnya beda, harinya beda, jam lahirnya juga beda. Mana mungkin nasibnya sama. Memang semua orang tahu Shio Harimau itu Chiong (bentur) dengan tahun Monyet Api. Tapi bisa saja orang Shio Harimau nasibnya bagus atau banyak rezeki, tergantung dengan tanggal lahirnya masing-masing. Di dalam buku Thong Su semuanya bisa diprediksi,” kata A Fen

Ia dan keluarga juga mengucapkan Selamat Hari Raya Imlek, Kiong Hi bagi saudara-saudara kita yang merayakannya. Marilah kita panjatkan do’a kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kita aman sentosa, terhindar dari bencana-bencana alam yang tidak kita inginkan bersama. (dey)