DSI Kota Gelar Kajian Islam Bagi Masyarakat dan Pejabat
https://anakbangsapost.blogspot.com/2015/05/dsi-kota-gelar-kajian-islam-bagi.html
Banda Aceh(ABP)
Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh menggelar kegiatan kajian Islam, Jumat malam (8/5/2015) di Masjid Syuhada, Lam Gugop, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Kegiatan yang digelar selepas shalat Magrib ini diikuti oleh masyarakat dan para pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Tampak Plh Sekdakota Banda Aceh M Nurdin S Sos, Kepala DPKAD Drs Purnama Karya MM, Kadis Syariat Islam Mairul Hazami SE, M Si, Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Wirzaini Usman dan sejumlah pejabat lainnya.
Tampil sebagai penceramah pada kegiatan ini, Ustad DR H Syukri Muhammad Yusuf, LC MA dengan materi ‘Shalat dan Pembinaan Ummat’. Ustad Syukri menyampaikan, shalat merupakan sebuah ritual yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat merupakan suatu bangunan megah indah yang jutaan ruang yang menampung semua inspirasi dan aspirasi serta ekspresi positif seseorang untuk berperilaku baik, karena gerakan, perbuatan, ucapan dan perkataan yangh terkandung dalam shalat sarat dengan hikmah, yang diantarnya menuntut kepada mushalli untuk meninggalkan perbuatan keji dan mungkar.
Sayangnya, lanjut Ustad Syukri, shalat masih sering dipandang hanya dalam bentuk format ritual. Hanya sebuah tatanan dan kombinasi gerakan fisik yang dilakukan oleh mushalli secara statis, tanpa ada kemauan yang mendalam untuk memahami hakikat yang terkandung didalamnya.
Katanya, shalat yang ideal tentunya bukan sembarangan shalat, tapi shalat yang memberi dampak prima bagi para mushallin, yaitu shalata yang mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
“Karenanya, seseorang saat mengerjakan shalat, harus menjaga syarat-syarat, menyempurnakan segala rukun dan sunaty-sunatnya, menjaga kesucian badan, pakaian dan tempatnya serta melakukannya dengan penuh rasa khusyuk,” ungkap sang Ustad.
Kenapa harus khusyuk, Ustad Syukri mengatakan kualitas shalat seseorang diukur dari tingkat kekhusyukannya, dimana hadirnya hati dalam setiap aktifitas shlata, atau menghadirkan Allah dalam hatinya setiap detik dalam pelaksanaan shalat.
“Untuk menggapai nilai-nilai filosofis dari shalat, maka shalat itu diperintahkan untuk ditegakkan bukan sekedar ditunaikan saja. Dengan demikian, shalat itu menjadi tegak berdiri dan melekat pada seluruh perilaku dan sikap seseorang sepanjgan hidupnya,” tutup Ustad Syukri Muhammad Yusuf. (Mkk)
Posting Komentar