BPBD Banda Aceh Gelar Pelatihan Operasional Mobil Damkar Tangga
https://anakbangsapost.blogspot.com/2015/05/bpbd-banda-aceh-gelar-pelatihan.html
Banda Aceh(ABP)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh mengadakan pelatihan operasional Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangga milik Pemko Banda Aceh. Rabu (13/5/2015),
Pada pelatihan yang digelar di kawasan Pelabuhan Ulee Lheue ini, BPBD Banda Aceh menggandeng pihak PT Dezan Karya Perdana selaku rekanan. Di sana, delapan petugas Damkar dilatih secara intensif oleh instruktur yang didatangkan khusus dari Jakarta.
Kepala BPBD Banda Aceh Drs Ridwan menuturkan, output yang diharapkan dari pelatihan ini adalah petugasnya bisa mengoperasikan mobil Damkar yang anggarannya berasal dari dana Otsus 2014 ini dengan sigap dan maksimal.
“Instruktur dari pihak delaer ini punya standar dan SOP tersendiri dalam mengoperasikan mobil ini, jadi satu per satu anggota kita hari ini dilatih dan dites kemampuannya,” ungkap Ridwan.
Menurutnya, selain untuk penyemprotan air dan foam ke titik api, mobil Damkar ini sangat berguna pada kebakaran yang terjadi pada bangunan berlantai tiga ke atas, karena memiliki tangga setinggi 32 meter yang dilengkapi dengan kamera dan lift untuk mengevakuasi korban.
Terkait sorotan warga terhadap belum optimalnya mobil tersebut dalam menangani dua musibah kebakaran terakhir yang terjadi di BPD Aceh dan Toko Swalayan Sinbun Sibreh, Ridwan mengharapkan masyarakat agar dapat memahami, hingga kini pihaknya belum memiliki sarana pendukung yang bisa men-support kendaraan ini secara maksimal.
“Salah satunya mobil tangki penyuplai air yang masih terbatas. Idealnya kita harus punya satu atau dua mobil tangki air berkapasitas 20 ribu liter untuk mem-backup, dan yang ada sekarang tidak memadai karena hanya berkapasitas 4.000 liter,” kata Ridwan.
Saat disinggung soal pemanfaatan selang yang panjang untuk menyedot air sungai, menurutnya bisa saja dilakukan namun masih ada kendala lain yakni kadar air sungai di Banda Aceh yang asin sehingga berisiko merusak peralatan.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah mengusulkan pengadaan mobil tangki air berkapasitas 20 liter kepada Pemerintah Provinsi untuk dianggarkan dalam APBA 2015. “Namun tahun ini dipastikan tidak terealisasi juga karena belum tertampung dalam RPJM.”
Solusi lain, Ridwan mengungkapkan, tahun ini pihaknya akan membuat sumur bor beserta kolam penampungan air di enam Pos Damkar di Banda Aceh. “Salah satunya di pos Keudah yang akan kita fungsikan karena kita anggap krusial. Proses tendernya sudah selesai, dalam dua minggu ini kita mulai pengerjaannya.”
Deni, Direktur PT Dezan Karya Perdana selaku pihak rekanan yang ikut hadir di lokasi, mengatakan pelatihan ini merupakan yang kelima kalinya mereka adakan. “Kesiapan SDM petugas Damkar sangat penting dalam mengoperasikan mobil ini, disamping persoalan suplai air dan sarana pendukung lainnya,” kata dia.
Ia menjelaskan, mobil Damkar bertangga milik Pemko Banda Aceh tersebut berkapasitas 1.500 liter air 500 liter foam. “Jadi keberadaan mobil penyuplai air sangat diperlukan. Idealnya butuh 20 ribu liter air untuk penyemprotan dengan tekanan air yang bisa diatur selama 10-20 menit.”
Alternatif lain, kata dia, kebutuhan air bisa juga diambil langsung dari sungai dengan menggunakan selang . “Dalam keadaan darurat, juga bisa digunakan air laut. Di Jakarta, mereka punya selang sampai tiga kilometer panjangnya untuk bisa menyedot air sungai,” kata Deni.
Sementara itu, Kusnadi, instruktur dari PT Astanita Jakarta karoseri, di sela-sela pelatihan menjelaskan, dari hasil pelatihan yang diberikan, para petugas Damkar diakuinya masih belum familiar dengan peralatan dan perlengkapan bersistem komputer pada mobil Damkar canggih tersebut.
“Bukan tidak tahu, tetapi ketika dalam kondisi panik mereka lupa akan prosedur yang harus dilakukan pertama kali. Ketika ada prosedur yang dilanggar maka akan ada yang tidak berfungsi, termasuk air tidak bisa keluar.”
Dari catatan yang dia dapat, rata-rata seorang petugas Damkar bisa mengoperasikan mobil ini dalam delapan menit. “Ada yang 6, 8 dan 10 menit. Harusnya dalam lima menit petugas sudah bisa menyemprotkan air ke titik api. Itu target kita dalam pelatihan ini.”
Menurutnya, armada ini meruapakan unit evakuasi yang dilengkapi dengan pompa yang besar dan tentu harus didukung dengan volume air yang besar pula. “10 ribu liter air hanya bertahan untuk lima menit penyemprotan,” katanya.
Baiknya, kata dia, harus ada suplai air langsung dari kolam maupun sungai atau mobil tangki besar untuk bisa menggunakan mobil Damkar ini secara maksimal. “Dengan satu mobil tangki berkapasitas 20 ribu liter, kita bisa gunakan tekanan air maksimal 1.000 gallon per minute (GPM) pada 10 bar, 1.000 GPM sama dengan 6.000 liter per menit,” pungkasnya. (Jun)
Posting Komentar