Hilang 3 Hari, Seorang Nenek Ditemukan Sudah Membusuk
https://anakbangsapost.blogspot.com/2017/06/hilang-3-hari-seorang-nenek-ditemukan.html
SIBOLGA - Selama 3 hari mencari ibunya yang beberapa minggu tidak pulang, Bertoni Siregar akhirnya menemukan wanita yang melahirkannya itu, Leste Pandiangan (78). Sayang, Leste ditemukan sudah tak bernyawa, bahkan jasadnya sudah membusuk.
Bertoni Siregar mendapati ibunya di Bukit Aek Hoponh Lobu Lucur, Kelurahan Angin Nauli, Kecamatan Sibolga Utara, Minggu (25/6/2017) sekira pukul 13.00 WIB. Bahkan, dia tak lagi mengenali ibunya itu. Dia memastikan kalau jasad tersebut adalah ibunya dari pakaian dan sarung yang ditemukan di sekitar jasad. Dan, sayur-sayuran yang biasa dibawa oleh almarhumah kemana dia pergi semasa hidup.
Kapolres Sibolga AKBP Benny R Hutajulu dalam keterangan persnya yang disampaikan Kasubbag Humas Iptu Ramadhan Sormin membenarkan penemuan mayat tersebut. Diterangkan, penemuan berawal saat anak almarhumah, Bertoni, datang ke daerah Aek Koppo, Jumat (23/6), mencari ibunya yang sudah lama tidak pulang. Di saana, dia bertemu dengan Salmon Rumapea, warga sekitar, dan meminta tolong, bila Salmon bertemu ibunya agar diberitahu melalui nomor telepon yang dia berikan.
Kemudian, pada Minggu (25/6/2017) pagi, Salmon bertemu dengan Faiji Halawa, juga warga sekitar, dan menceritakan bahwa ada seseorang yang sedang mencari ibunya yang hilang. Cerita Salmon disambut Faiji dengan mengatakan bahwa sekitar 2 minggu lalu pernah menemukan sarung dan bungkusan berisi sayur di kebunnya. Salmon kemudian menceritakan hal tersebut kepada Bertoni yang dihubungi via telepon selularnya.
“Sekira pukul 12.30 WIB, anak almarhumah bersama beberapa orang temannya datang, kemudian menemui Salmon. Salmon kemudian mempertemukannya dengan Faiji, lalu bersama-sama pergi mencari ke atas bukit, ke kebun Faiji. Setengah jam mereka berputar-putar mencari, akhirnya mereka menemukannya dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi,” jelasnya.
Sormin menerangkan, kondisi jenazah pertama kali ditemukan sangat mengenaskan. Sekujur tubuh sudah membusuk, terutama bagian kepala, sampai tak dapat dikenali lagi.
“Tapi, dari pakaian yang dikenakan dan kain sarung yang ditemukan serta sayuran yang juga ditemukan di sekitar mayat, Bertoni bisa memastikan kalau itu benar ibunya. Karena memang sudah kebiasaan ibunya semasa hidup membawa sayur-sayuran,” pungkasnya.
Beberapa warga lainnya mengaku sudah 3 kali melihat almarhumah naik ke atas bukit. Bahkan, salah seorang warga, Tiurma Hutagalung, pernah bertanya pada alamarhumah tujuannya naik ke atas bukit. Saat itu, almarhumah menjawab ingin menemui putrinya.
“Mau ke sana, sambil menunjuk ke arah bukit. Ada putriku di situ, di arah laut,” kata Tiurma menirukan perkataan almarhumah saat itu.
Dia menambahkan, saat itu dia berfikiran kalau almarhumah mengalami gangguan jiwa atau pikun.
Hal yang sama juga dikatakan saksi lainnya, Ian Pardede. Dia selalu melihat almarhumah turun dari bukit pada tengah malam.
“Tiga kali lewat dan pernah singgah di kedai. Kalau pulang selalu tengah malam dari bukit itu,” ungkapnya.
Sementara, saksi lainnya, A Sibagariang mengaku meihat almarhumah naik ke atas bukit sudah sejak Februari lalu.
“Terakhir, Minggu (11/6/2017) sekira pukul 13.00 WIB,” kata Sibagariang.
Jenazah Leste Pandiangan kemudian dievakuasi dari atas bukit oleh pihak kepolisian. Karena pihak keluarga menolak dilakukan visum, selanjutnya jenazah dibawa ke rumah duka di Desa Mela I, Kecamatan Tapian Nauli, Tapteng, untuk disemayamkan. (af)
Posting Komentar